a. Klasifikasi Sumberdaya Air
Menurut Sutikno (2001:12) Sumber daya air bila diklasifikasikan adalah sebagai berikut:
No. | Dasar Kasifikasi | Jenis Sumber Air |
01. | Keterdapatan/ketersediaan |
|
02. | Fungsi |
|
b. Air dan Permasalahanya bagi Kehidupan
Bumi merupakan satu-satunya planet yang ditemukan berbagai jenis kehidupan, dari kehidupan sederhana hingga kehidupan yang kompleks. Faktor pendukung kehidupan tersebut disebabkan, karena dipermukaan bumi tersedia air. Dipermukaan bumi ± 70% tertutup oleh perairan. Seandainya semua air diratakan dipermukaannya, maka akan didapatkan air yang kedalamannya hingga 3000 meter. Perairan dipermukaan bumi terdiri dari berbagai macam air, secara garis besar berupa air laut dan air tawar. Sekitar 98% air dipermukaan bumi merupakan air laut, dan 2% diantaranya berupa air tawar. Dari semua air tawar 87% diantaranya membentuk es yang membeku di kutub. Selebihnya air di bawah tanah, di dalam tanah, dan di udara sebagai uap air serta di tubuh makhluk hidup (Syamsuri, 1997:96-97).
Air merupakan kebutuhan utama bagi setiap insan dipermukaan bumi baik manusia, hewan, maupun tumbuh-tumbuhan. Setiap melakukan kegiatan makhluk itu tidak lepas dari kebutuhan air, bahkan segala sesuatu yang hidup berasal dari air. Tubuh manusia itu sendiri, lebih dari 70% tersusun dari air, sehingga ketergantungannya akan air sangat tinggi. Untuk bisa menopang hidup, penduduk membutuhkan air yang cukup. Air diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pertanian, industri, maupun kebutuhan domestik, termasuk air bersih. Hal ini berarti, bahwa pertambahan jumlah penduduk yang terus menerus terjadi membutuhkan usaha yang sadar dan sengaja agar sumber daya air dapat tersedia secara berkelanjutan.
Dewasa ini kebutuhan air minum untuk memenuhi aktivitas penduduk makin meningkat. Peningkatan itu terjadi bukan hanya karena penduduk yang bertambah, tetapi juga karena aktivitas yang membutuhkan air meningkat, seperti kawasan industri, perdagangan, pendidikan, pariwisata, dan sebagainya. Menurut Syamsuri (1997:97) peningkatan kebutuhan air mencapai 4-8% pertahun. Peningkatan tersebut perlu diantisipasi secara baik agar tidak terjadi krisis air dimasa mendatang, seperti yang telah terjadi di beberapa wilayah Indonesia. Minimnya air yang layak dikonsumsi, baik untuk konsumsi maupun untuk kegiatan produksi pada prinsipnya disebabkan oleh keterbatasan air yang memiliki kualitas baik. Untuk menghadapi meningkatnya kebutuhan air dan kompetisi penggunaaan air yang semakin ketat maka diperlukan pengelolaan sumberdaya air yang memadai. (Sutikno,1997:2).
Peningkatan kebutuhan atau demand terhadap air secara umum dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu: (1) Air untuk keperluan konsumsi domestik atau rumah tangga misalnya untuk mandi, mencuci, memasak, dan minum. (2) Air untuk keperluan pengairan lahan pertanian misalnya untuk irigasi, mengairi sawah Perikanan, dan usaha tani lainnya. (3) Air untuk kegiatan industri misalnya untuk pembangkit listrik, proses produksi, transportasi, dan kegitan yang lainnya. Diperkirakan kebutuhan rata-rata air bersih setiap individu adalah sekitar 27 hingga 200 liter perhari. Kebutuhan dasar tersebut bisa berbeda-beda tergantung keadaan geografis dan karakteristik individu yang bersangkutan. Namun, secara keseluruhan, baku minimum untuk memenuhi kebutuhan dasar minum, sanitasi, mandi, dan memasak rata-rata sebanyak 50 liter per orang per hari (Gleick, 1996) dalam Wisana (2001:34).
Hasil proyeksi penduduk dunia diperkirakan lebih dari 3,3 juta penduduk akan tinggal di 50 negara dengan ketersediaan air yang berada pada tingkat water stress atau water scarcity pada tahun 2025. Jumlah itu akan terus meningkat hingga tahun 2050 dimana jumlah negara yang berada pada tingkat ketersediaan air “water stress atau water scarcity” menjadi 54 negara dengan jumlah penduduk sebesar 4 juta jiwa (Renewable Resaurces Journal, 1999) dalam Prihastuti (2001:47)
Sebagai contoh kebutuhan air kota Jakarta dengan kapasitas produksi air bersih hanya sekitar17.285 liter per detik pada tahun 1987, hanya mampu melayani sekitar 30-40% penduduk. Hal ini belum diperhitungkan juga kebutuhan air bersih bagi hotel, perkantoran, industri, rumah sakit, pertamanan, rumah-rumah ibadah, dan sebagainya, maka ancaman akan devisit air betul-betul dirasakan (Warta Demografi, 2001:10).
Air di bumi paling banyak digunakan adalah air tanah. Banyak segi positif yang diperoleh dengan menggunakan air tanah, selain airnya relatif bersih, kemungkinan tercemar sangat kecil dan suhunya relatif rendah. Sebagian besar penduduk Indonesia, baik di pedesaan maupun di perkotaan menggunakan air minum dari air sumur atau air bawah tanah bahkan di Amerika Serikat sebagai negara maju sekitar 50% penduduknya menggunakan air bawah tanah sebagai air minum (Keller,1988) dalam Dida (1998:157-158). Tidak semua air tanah layak untuk dikonsumsi manusia, masalah tentang air akan semakin kompleks bila dihubungkan dengan kualitas yang dikonsumsi manusia terutama pengaruhnya terhadap kesehatan.
0 komentar:
Post a Comment
Komenter Kamu